5 in 1. Maksudnya??
~Nggak jauh-jauh dari Arsenal lagi kok~.
Yap, 5 in 1 itu artinya 5 Playmaker dalam 1 Formasi
Mengapa demikian?
Tengoklah keberadaan Jack Wilshare, Aaron Ramsey, Santi Cazorla, dan Thomas Rosicky, apalagi Mesut Ozil.
Jujur
sih, sebenarnya waktu Ozil datang saya agak bingung, siapa yang
nantinya menjadi Playmaker. Tengoklah musim lalu, sebelum Ozil datang,
Santi Cazorla sama Wilshare saling tuker-tukeran posisi jadi Playmaker.
Waktu itu Ramsey belum se "gila" musim ini dan Thomas Rosicky yang
sesekali harus bergelut dengan cedera.
Musim lalu nyawa
Arsenal setelah kepergian "Kapten pecundang yang usang dan nggak tau
diri" ada di pundak Santi Cazorla sama Walcott. Santi Cazorla saya pikir
hampir seperti Fabregas, cuman si Cazorla ini kurang baik kalo di ajak
transisi. Tapi kelebihan Cazorla di banding Fabregas adalah Cazorla
punya kecepatan dan pelindungan bola yang lebih baik, disamping movement
nya lebih "kece" dibanding Fabregas.
zimbio.com
Maklumlah,
Fabregas adalah gelandang tengah murni, kalo Cazorla kan gelandang
tengah tapi kalo bawa bola, dianya lebih sering bawa ke sayap, terutama
ke kiri.
Begitu juga Walcott, sebelum Cazorla datang di
musim lalu, Walcott berperan sebagai distributornya si "Pecundang".
Selain punya kecepatan, dan movement yang bagus, Walcott di berkahi
naluri alamiah sebagai seorang pemain sayap, yaitu kecermatannya
menempatkan posisi. Jadi kalo diajak serangan balik ini pemain punya
efektifitas yang tinggi.
Musim lalu, Ramsey mainnya masih
kurang konsisten dan malah jadi pelapis Arteta. Parahnya lagi, Ramsey
pernah di jadikan pemain belakang duet sama Mas Koscielny. Waktu itu Per
kena cedera dan Sagna yang baru absen.
Rosicky, musim
lalu bagusnya malah waktu Arsenal battle race sama Sp*rs ngejuangin
posisi empat buat ke UCL. Mungkin Rosicky baru terbangun kali ya dari
ngantuknya.
Ngomong-ngomong musim lalu, waktu Arsenal
battle race sama Sp*rs dan Arsenal lolos ke UCL. Saya udah yakin kalo
Arsenal akan terbangkit dari 8 musim yang banyak akan permasalahan.
Mau bukti? Tengok musim ini.
Tapi saya akan bahas masalah yang satu ini, kalo Arsenal udah pasti dapat gelar.
Balik ke topik.
Awal
musim (sebelum Ozil datang) tepatnya matchday pertama, Arsenal main di
kandang, terus Arsenal kalah sama Aston Villa 3-1. Waktu itu saya gak
kepikiran sama sekali kalo kalah. Waktu itu Arteta belum main, Cazorla
yang masih cedera membuat Wenger jadiin Wilshare sama Ramsey jadi DMF
(kalo sekarang posisinya di isi Flamini sama Arteta). Posisi yang nggak
normal sama sekali dan terasa seperti "Sangat terpaksa" menurunkan
keduanya.
Cazorla
yang masuk gantiin AoC malah makin berantakin formasi. Rosicky kayaknya
di plot jadi playmaker, soalnya Wenger lebih seneng Cazorla jadi sayap
kiri. Tapi Rosicky keliatannya malah bingung kayaknya (setahu saya sih).
Rosicky
geser ke Kanan kena Walcott, geser ke Kiri tumpukan sama Cazorla.
Nunggu di tengah, adek-adeknya (Ramsey - Wilshare) di tekan terus, masak
ya nggak bantu. Waktu serang balik, Rosicky keliatan kelemahannya, dia
kalo transisi antara menyerang dan bertahan sering telat ngisi posisi.
Waktu itu umpannya juga sering salah. Mungkin lama nggak jadi playmaker
kali ya..
Setelah kekalahan itu para fans (yg ga perlu di
sebutin) ngumpul di page Arsenal di salah satu situs online. Mereka
kowar-kowar dengan beribu pernyataan.
Ada yang bilang, kalo Wenger udah tua dan harusnya ngikut jejaknya SAF (Sir Aceng Fikri *eh).
Ada juga yang bilang Arsenal mentalnya kaga pernah berubah.
Ada
yang bilang juga "Di bawah Arsene Wenger, Arsenal 8 tahun di bawanya
untuk dapet tiket UCL dan hanya bermimpi untuk dapet gelar juara.
Sementara tengolah kami. Di bawah David Moyes, kami langsung dapet gelar
Community Shield. (Sombongnya minta ampun)..
Ada juga
yang nggak kalah sombongnya, dia bilang gini "Van Persie tepat untuk
pindah ke ** karena di Arsenal Wenger hanya ingin membawanya di posisi
empat besar, jadi kapten cuma buat koin toss awal laga, tapi kaga pernah
pegang piala. Rasain loo gonner puasa terus loo.. Awal musim kami udah
dapet gelar dari Moyes. #GG** ".
Dan masih banyak lagi. Dari kebanyakan yang komen, yang bernada positif hanyalah fans Manchester City yang jaga respek.
Waktu
itu saya emosi bukan main, sampe saya janji dalam hati saya. Saya nggak
akan pernah ngelirik dan ngerespon cewe yang kode ke saya kalo dia
adalah pendukung United (frontal.. YO ben).
Secantik apapun cewe kalo dia pendukung United, biarlah dia menjadi rezekinya orang lain,
hehehe.. Tapi kalo sekedar pertemanan biasa, saya masih terbuka. ~Harus
bisa bedain, antara kapan menjadi teman dan kapan menjadi rival~
Laah kok malah curcol, YO ben.
Kembali ke tema.
Setelah
beberapa hari setelah kekalahan Arsenal atas Aston Villa. Waktu itu
saya denger kalo United ngincer Ozil tapi belum ngajuin tawaran. Saya
sebagai fans Ozil waktu dia di Madrid hanya dapat berdoa semoga itu
hanyalah
berita kosong.
cek
http://www.independent.co.uk/sport/football/transfers/transfer-news-manchester-united-offered-real-madrid-midfielder-mesut-ozil-for-40m-to-fund-gareth-bale-move--reports-8770450.html
Dalam hati saya kalo Ozil jadi ke United, hati saya akan di sakiti untuk kesekian kali oleh pemain yang saya kagumi.
Waktu itu saya belum punya pikiran sama sekali atau malah punya banyangan kalo Ozil merapat ke pelukan saya *ahhhaayy...
Setahu
saya Ozil adalah nyawanya Real Madrid. Masa sih Madrid mau ngelepas
Ozil ke United. Tapi kalo ditarik sejarah, waktu United mau untuk
melepas CR7 ke Real Marid, mungkin transfer Ozil ke United kemungkinan
besar terjadi, karena mungkin sebagai bentuk terima kasih Real Madrid
kepada United.
Waktu itu saya hanya bisa berharap, semoga Ozil bertahan di Real Madrid dan tidak untuk bermain di tim lain.
Beberapa
hari berikutnya, ada berita kalo Arsenal akan memberikan kejutan di
penutupan bursa transfer. Ada yang bilang Fellaini, ada yang bilang
Suarez, ada yang bilang Benzema, ada yang bilang Di Maria, dan ada yang
bilang Ozil.
Fans Arsenal di Inggris udah siap demo
besar-besaran kalo Arsenal nggak beli siapa-siapun dalam waktu 3 hari
sebelum penutupan bursa transfer (Waktu itu saya nongkrongin TL di
Twitter terhadap berita itu). Termasuk saya juga akan ikut demo kalo
saya di Inggris waktu itu.
Garis kerasnya Arsenal juga
udah siap angkat senjata buat menejemen. Kondisi di perparah ketika
Sp*rs dapetin banyak pemain dan Higuain yang merapat ke Napoli.
Karena
itulah Arsenal mulai bergeliat mencari siapa yang harus di dapat.
Ibaratnya bribik yang pasti-pasti aja.. Tapi Wenger seperti sangat
berhati-hati dalam urusan gossip transfer pemain.
Beberapa
hari berikutnya, kalo nggak salah H-1 bursa transfer di tutup.
Media-media luar negeri beritain kalo Arsenal sedang mendekati Ozil.
Untuk kesekian kalinya fans (yang nggak perlu di sebutin namanya) datang lagi ke page Arsenal di salah satu website online.
Mereka dengan kesombongannya kowar-kowar lagi.
"Arsenal.. wkwkwkw... Untuk kesekian kali buat berita yang cuma pengin dompleng popularitas"
"And the gossip maker, make a gossip again.. Ozil di beli??? Uangnya siapa..???"
"Ozil akan merapat ke tim kami karena kami punya banyak gelar yang udah di pajang di etalase piala milik kami"
"Suarez gelap, Higuain lepas, Rooney ~mimpi luuu~, sekarang Ozil. Berita dari mana lagi coba. Hadeh -__-"
"Wenger mulai nggak jelas ini, Ozil di beli? Ngarep yang nggak jelas"
termasuk teman saya sendiri
"Lan, wis to move on wae seko Arsenal.. Ozil ngarep di tuku, berita ngendi neh kuwi"
Dan lain-lain dengan beribu pendapat bernada negatif terhadap berita transfer Ozil, monggo di tengok.
Waktu
itu di hari H (Hari Sabtu tepatnya..). Saya janji kalo Ozil datang ke
Arsenal, saya akan puasa besok buat hari Senin. Padahal hari Senin
ulangan Kimia Bu Lestari.
Di hari sabtu, tepatnya setelah
pulang sekolah, saya pantau terus perkembangan Ozil lewat TL di twitter.
Sampai sore, nggak ada perkembangan. Apalagi marca pernah bilang kalo
Ozil tetap stay di Real Madrid (berita H-4 sebelum hari H penutupan
bursa Transfer). Tapi saya pegang janji saya kalo Ozil datang ke Arsenal
saya puasa.
Waktu kumadang Magrib di rumah saya, saya
mulai yakin kalo Ozil akan ke Arsenal. Salah satu akun twitter ada yang
bilang kalo Ozil sedang mendengarkan penawaran Arsenal. Ada juga yang
bilang Podolski udah bertemu langsung ke Ozil dengan pendekatan personal
untuk bermain bersamanya di Arsenal.
Sempat ada akun yang
memberitakan kalo PSG ikutan dalam memburu Ozil, dengan tawaran yang
lebih gede. Dan pihak Real Madrid juga menerima tawaran PSG, sehingga
keputusan ada di tangan Ozil. Tapi saya yakin kalo Ozil pilih Arsenal,
karena faktor Mertesacker dan Podolski yang kebetulan ngumpul di timnas
Jerman persiapan kualifikasi piala dunia 2014.
Dan akhirnya momen yang saya impikan terwujud...
http://www.theguardian.com/football/2013/sep/02/mesut-ozil-arsenal-real-madrid
~VIVA ARSENAL~
Sekitar
pukul 11 malem waktu Indonesia. Ozil deal dengan Arsenal. Dan saya
berasa antara ini mimpi atau sebuah kejutan yang disiapkan Wenger untuk
fans Arsenal.
Hari Minggu pagi, tepatnya subuh. Website-nya Arsenal mengumumkan secara resmi, Ozil pindah ke Arsenal dengan judul.
~OZIL IS A GUNNER~
Saya
pun senang bukan main. Pernyataan para haters Arsenal dan orang-orang
yang ngeremehin Arsenal bisa di bungkam sama Wenger dengan bukti Ozil
memilih pindah ke Arsenal daripada ke tim lain, termasuk tim yang kena
karma dari tuhan atas kesombongan para pengikut setan ~nyungsep di papan
tengah, dan harapan saya turun kasta sekalian~.
%^@^*@($*!@&! wkwkwkwkw...
Ozil
pun datang dengan membawa semangat baru bagi Arsenal untuk membuka
harapan baru. Dengan hadirnya Ozil lini tengah Arsenal makin menakutkan.
5 playmaker dalam 1 Formasi.
Setelah kedatangan Ozil,
Arsenal langsung on fire. Baru sekali main, Ozil langsung membuktikan
kalo dia adalah King of Assist. Umpannya mampu di teruskan Giroud.
Pekan demi pekan Ozil makin cakep, Arsenal tambah ~class~, dan aku yang makin rajin nonton Arsenal. Hehehehe..
Dengan
masuknya Ozil praktis Wenger punya 5 pemain tengah bertipe pelayan
semua. Ozil-Ramsey-Wilshare-Rosicky-Cazorla. Pengucalian untuk Aaron
Ramsey yang sekarang jadi "gila" sebagai striker bayangan Arsenal.
Ozil bagi saya adalah inspirasi, motivasi dan semangat baru. Di samping Flamini yang juga punya peran besar sampai saat ini.
Kembali ke tema akar.
Dengan
ada nya Ozi, formasi Arsenal di tengah sangat membingungkan untuk
menentukan siapa yang jadi starting line up (dengan catatan semua pemain
fit semua mengingat Arsenal adalah tim yang selalau di ganggu masalah
cedera)
Line Up yang biasanya di turunkan Arsenal (dengn catatan AoC cedera, Walcott cedera, Poldi cedera, Gnabry cedera)
====================================================
Cazorla/Wilshare /Moreal Ozil Ramsey/Rosicky/Wilshare
Arteta/Ramsey Flamini/Ramsey
====================================================
Kalo di analisis itu formasi punya tingkat kerumitan tinggi, tapi itulahnya ~classnya~ Wenger dalam menyusun taktik.
Posisi Sayap Kiri :
Cazorla
di plot jadi sayap kiri, karena Cazorla emang seneng bawa bola ke sayap
kiri. Tapi sebenarnya Cazorla waktu di Villareal dan Malaga dia adalah
playmaker. Mungkin yang diharapkan Wenger dari Cazorla ketika di taruh
di sayap adalah movement-nya. Carzola punya kelebihan yaitu
kecermatannya membaca alur permainan lawan yang sedang bertahan, kalau
Arsenal lagi ngepung Cazorla pasti nyari pemain terdekat buat di umpan,
lalu dia buka ruang untuk dirinya sendiri. Tapi kalo Cazorla kehilangan
bola, Cazorla pasti berhenti sebentar tarik nafas, baru ngerjar. Jadi
nggak respon langsung ngejar. Mungkin dia percaya kalo Gibbs/Moreal
pasti bisa segera cover, kalaupun lolos dari Gibbs/Monreal pemain lawan
sudah ditunggu Arteta. Kalo lolos dari Arteta. Masih ada Flamini dan
biasanya kalo udah ketemu Arteta pemain lawan pasti akan bingung mau
oper siapa, karena biasanya kalo udah ketemu Arteta, pertanda pemain
Arsenal langsung transisi ngisih posisi masing-masing.
Pelapis
kedua adalah Wilshare, mungkin karena Wilshare punya daya juang yang
tinggi. Wilshare selama ini yang saya cermati adalah seorang pemain
tengah kalo Arsenal sedang bertahan (membantu Arteta kalo Arteta
transisi dari menyerang turun ke belakang. Biasanya kalo ada tendangan
bebas yang ngambil Arteta), dan akan menjadi pemain sayap kalo Arsenal
nyerang (terutama kalo si Giroud udah ngode Ozil/Cazorla kalo dia akan
bergerak ke tengah nyari ruang atau buka ruang untuk pemain yang anak
menusuk dari second line). Mau bukti? Liat tiki taka Arsenal waktu lawan
Norwich. Kombinasi Giroud-Wilshare yang ngelabuhin 5 pemain + 1 kiper
dengan hasil Gol berkelas dunia.
Pelapis ke tiga adalah
Moreal. Ini terjadi kalo Arsenal udah unggul. Biasanya masuk di 15 menit
terakhir. Fungsi Monreal adalah melapis Gibbs dan untuk penyegaran.
Biasanya yang di gantikan kalo Monreal masuk adalah Cazorla, alasannya?
(kan udah di bahas di atas waktu saya nerangin Cazorla, hehehe...)
Posisi Sayap Kanan :
Sayap
kanan biasanya di isi Rosicky atau Ramsey kalo Flamini fit. Terkadang
juga Wilshare (dengan catatan Ramsey di taruh ngelapis Flamini yang
nggak fit). Tapi yang menjadi prioritas Wenger adalah Ramsey yang musim
ini lagi keren-kerennya.
Ramsey, pemain ini punya skill
olah bola yang cukup baik, tapi Ramsey kurang cepet kalo di ajak adu
sprint kalo bek sayap lawan punya kecepatan. Tapi seperti Wilshare, si
Ramsey punya daya juang yang lumayan. Beda dengan Cazorla, Ramsey kalo
hilang bola langsung ngejar, kalo nggak langsung pressing pemain
terdekat. Saya harap Ramsey konsisten sampai akhir musim, bebas cedera,
dan terus mencetak gol.
Rosicky, pemain ini udah tua (tapi
makin tua makin dewasa). Bukti? Liat aja kalo Rosicky main. Dia pasti
kalo bawa bola sambil lari, alasannya simple. Rosicky itu pemain yang
mudah jatuh, jadi kalo lari terus kena senggol, dia pasti akan terjatuh,
dan Arsenal akan dapat free kick. Dengan artian dia buka peluang lewat
cara yang sportif, bukan kaya AY (pemainnya itu looo..) yang nggak
kenapa-kenapa jatuh, terus protes ke wasit. Biasanya di kotak pinalty
lagi. Setahu saya Arsenal nggak punya Diver yang bermental cari pinalty.
Posisi Geladang Bertahan
Duet Arteta-Flamini mengingatkan saya dengan duet Gilberto Silva dan Viera.
Flamini,
ini pemain kayak lahir lagi. Di beli dengan bebas transfer dari AC
Milan. Pemain ini mampu melebihi ekspektasi Wenger yang selama ini
kehilangan sosok Alex Song. Termasuk saya juga di buat kagum sama dia.
Dia seperti kembali ke rumah untuk menyelesaikan hutang dan membuktikan
kalo Wenger benar me-recall-nya lagi (ibarat welcome home semenjak di
beli AC Milan dari Arsenal). Flamini itu pemain yang nyaris mirip
seperti Fellaini, bedanya Flamini badannya kecil dan nggak tinggi. Tapi
urusan membaca bola, daya juang, marking pemain ini hampir selevel
dengan Fellaini ketika Fellaini masih bermain bersama Everton. Dan
sekarang level Flamini udah diatas Fellaini menurut saya.
Arteta,
sebelum ke Arsenal. Arteta adalah playmaker-nya Everton. Tapi semenjak
ke Arsenal Arteta jadi Box To Box (bagi yang sering main Football
Mananger tau lah apa itu, hehehe..). Arteta semenjak jadi anak didiknya
Wenger berubah dari seorang playmaker menjadi Box To Box. Ibaratnya di
Convert dari seorang pelayan stiker tim menjadi pendamping pemain lawan.
Tapi kenyataannya So Far, So Good. Begitu Class-nya Wenger dalam meramu
strategi dengan bukti yang tidak perlu di ragukan lagi.
Jadi
sebenernya ada 6 pemain playmaker, tapi saya menganggap Arteta udah
bukan lagi seorang playmaker seperti yang ia tunjukan waktu di latih
David Moyes.
Playmaker
Cukup satu nama. Mesut Ozil.
Mesut
Ozil, musim ini dia salah satu nyawanya Arsenal. Dia adalah pemain yang
selama ini di-cari cari Wenger untuk melengkapi puzzle yang tiap tahun
berganti-ganti dan tercecer kemana-mana.
Kemampuannya
dalam memberikan umpan, membaca gerak teman, dan akurasi umpan adalah
senjata yang dia miliki. Sekelas Ozil main di Arsenal adalah sebuah
tonton berkelas. Karena sebelum ada Ozil, Arsenal udah identik dengan
permainan satu dua sentuhan. Salah satu alasan yang di ungkapkan Ozil
pindah ke Arsenal adalah gaya permainan Arsenal yang tidak jauh berbeda
dengan timnas Jerman.
Terdengar kabar bahwa kesuksesan Wenger memboyong Ozil ada beberapa faktor, diantaranya
1.
Wenger mendekati Ozil secara langsung (lewat telpon) dan itu terjadi
ketika dia berada di fase yang tidak memiliki kejelasan nasib sewaktu di
Real Madrid. Berbeda cara tim lain yang mendekati Ozil.
2.
Wenger adalah pelatih yang menguasai beberapa bahasa, termasuk bahasa
Jerman. Sehingga komunikasi antara Wenger dan Ozil berjalan lancar.
3.
Sebelum bergabung ke Real Marid, Wenger sudah pernah mengungkapkan
ketertarikannya kepada Ozil secara langsung (tanpa melalui media
massa).
4. Di kabarkan, Arsenal selain dengan cara Wenger
menelpon Ozil, manejemen juga mendekati orang tua Ozil, terutama
Bapaknya (Mustafa kalo nggak salah namanya...) agar Ozil mampu di
pengaruhi untuk pindah ke Arsenal. Kabarnya, kalo Ozil ke Arsenal,
bapakanya Ozil akan mendapat jasa terima kasih (isunya di beri uang 6
juta pound).
5. Ozil sadar kalau dia tidak segera pindah
dari Real Madrid, posisinya di timnas akan di guncang Mario Gotze atau
pemain lain. Padahal piala dunia tinggal hitungan bulan. Selain itu
Joachim Loew (pelatih timnas Jerman) akan senang kalo Ozil satu tim
dengan pemain Jerman lain yang ada di Arsenal, seperti Podolski dan Per.
Itu akan memudahkan Loew dalam meramu kekompakan menghadapi piala
dunia.
Saya yakin, kalo Loew juga ikut berperan dalam pindahnya Ozil ke Arsenal, meskipun dalam bentuk tersirat.
Satu
hal yang mungkin menjadi salah satu hukuman yang berupa karma kepada
tim yang nyungsep di papan tengah saat ini adalah ketika mereka tidak
mengakui bahwa tim mereka sebenernya tertarik kepada Ozil.
Menurut
saya itu adalah bohong besar, ketika mereka tidak mengakui bahwa mereka
sebenernya juga ikut mendekati Ozil lewat orang kepercayaan. Di
beberapa media luar negeri udah banyak artikel tentang ketertarikan tim
tersebut kepada Ozil.
Mungkin karena kalah bersaing dalam
perebutan Ozil, mereka saat ini malah bangga tidak mendapatkan Ozil
(Bangga... dengan duduk di papan tengah hahaha.. ). Cara mereka biar
nggak kehilangan citra dimata para fans, setelah gagal dapat Ozil adalah
mendatangkan Fellaini. Padahal di awal musim ini Fellaini mainnya
angin-anginan kalo pendapat saya sih.
Mungkin sementara
cukup itu saja yang dapat saya curahkan mengenai opini saya. Maaf kata
kalo saya terlalu frontal atau malah terlalu mencampuri urusan tim
lain.